Jumat, 07 November 2014

HRW: ISIS Siksa 150 Anak Kurdi Suriah



Anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) memaksa anak-anak Kurdi berusia paling muda 14 tahun untuk menonton video pemenggalan dan memukuli mereka dengan kabel selama enam bulan disandera. Demikian organisasi Human Right Watch (HRW), Selasa (4/11/2014).

ISIS menculik sekelompok anak Kurdi Suriah pada 29 Mei lalu saat mereka kembali ke kota Kobani setelah mengikuti ujian sekolah di kota Aleppo. Ratusan anak itu kemudian dibebaskan dari penyekapan pada 29 Oktober lalu.

Penyiksaan terhadap lebih dari 150 orang anak-anak, yang beberapa di antara mereka disandera selama enam bulan, bisa dikategorikan ke dalam kejahatan perang. Laporan itu didasarkan atas wawancara dengan empat bocah yang pernah disandera ISIS.

Para bocah itu menceritakan, mereka dipaksa mengikuti pelajaran agama yang terus-menerus selain melihat video pertempuran yang dilakoni ISIS dan video pemenggalan.

"Mereka yang tidak mematuhi program yang dirancang ISIS itu akan dipukuli. Kami dipukuli dengan pipa atau kabel tebal. Mereka juga memukuli telapak kaki kami," kata salah seorang bocah.

"Mereka kadang memukuli kami tanpa alasan. Kami harus mempelajari ayat-ayat Al Quran dan kami dipukuli jika melakukan kesalahan saat belajar," tambah bocah itu.

Bocah-bocah itu mengatakan, mereka tidak akan dibebaskan kecuali mereka dianggap sudah menyelesaikan pelajaran agama yang diberikan. Bocah terakhir yang dibebaskan kini tengah mencari perlindungan di Turki.

HRW melanjutkan, anak-anak yang datang dari keluarga anggota milisi Kurdi Suriah YPG yang mempertahankan Kobani disiksa secara terpisah. Para anggota ISIS yang berasal dari Suriah, Jordania, Libya, Tunisia, dan Arab Saudi memaksa anak-anak itu memberikan alamat keluarga mereka di Kobani.

"Mereka mengancam akan membunuh keluarga kami saat masuk ke kota Kobani. Mereka menganggap anggota YPG sebagai kafir," kata seorang bocah berusia 15 tahun kepada HRW.

HRW menambahkan, saat ini sejumlah anak dan orang dewasa masih disekap ISIS. Kelompok itu juga diyakini masih menyandera 10 warga Barat, termasuk sejumlah jurnalis.

ISIS berhasil menguasai wilayah yang cukup luas di Irak dan Suriah, kemudian memproklamasikan sebuah kekhalifahan Islam. Dalam prosesnya, ISIS membunuh atau mengusir warga Syiah, Kristen, dan warga minoritas lainnya yang tidak mau hidup di bawah syariah Islam ketat yang diterapkan ISIS. [kompas.com]